Ingin Sukses Berbisnis? Coba Terapkan Strategi Bisnis Ala Utsman bin Affan

Strategi Bisnis
Source: Pixabay

Strategi Bisnis seringkali menjadi pembicaraan menarik tatkala seseorang ingin memulau usahanya. Tentu saja, dengan strategi bisnis yang tepat, maka tidak mustahil apabila bisnis akan berkembang pesat dalam waktu yang singkat. Sebelum membahas strategi bisnis, saya berikan saran bagi anda untuk membaca artikel sebelumnya terkait bisnis plan sederhana.

Sahabat yang baik hati, ketika kita ingin merancang strategi bisnis, sungguh kita tak perlu bingung kok? Semua sudah ada prototype dari sahabat Nabi, siapa lagi kalau bukan Utsman bin Affan. Dari strategi bisnis itu, kita pun tak perlu ragu keampuhannya. Mengapa? Karena sudah terbukti sukses.

Tahukan anda, dalam kitab kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, disebutkan bahwa total kekayaan Utsman mencapai 2.532.942.750.000, hayo berapa itu? Dengan kekayaan mencapai 2 triliun (di zaman itu), bukankah itu menandakan sebuah pencapaian bisnis yang menakjubkan? Maka tak ada alasan bagi kita untuk ragu meneladani strategi bisnis nya.

5 Strategi Bisnis ala Utsman Bin Affan yang Bisa Kita Teladani

Pada suatu waktu, ada sahabat yang menanyakan apa sih hal-hal yang diterapkan Utsman sehingga ia bisa menjadi triliuner yang sukses dalam bisnisnya. Maka, saat itu Utsman menjawab:

"كنت أعالج، وأنمي، ولا أزدري ربحا، ولا أشتري شيخا، وأجعل الرأس رأسين"

Bacaan latin: Kuntu u’aalij, wa unammii, walaa izdarii ribhan, walaa asytarii syaikhon, wa aj’alur ro’sa ro’saiin. (Untuk terjemahannya, akan saya bahas dalam uraian poin)

Saya sendiri yang terjun mengelola bisnis – Kuntu u’aalij

Dijelaskan oleh para ulama, bahwa dalam bisnisnya, Utsman tidak mewakilkan bisnisnya kepada orang lain. Utsman langsung yang menanganinya. Apalagi di awal-awal merintis bisnis, Utsman sendiri lah yang langsung terjun menggerakkan bisnisnya, apalagi sibuk menggaji karyawan, tidak!

Strategi bisnis yang pertama ini akan mendatangkan suatu kelebihan. Hal mana, pemilik bisnis akan memiliki pengalaman dan liku bisnis yang dihadapinya. Sehingga, suatu saat apabila bisnis sudah berkembang dan memiliki karyawan, gelagat sekecil apapun dari karyawan, pemilik akan mengetahuinya. Selain itu, tatkala pemiliki bisnis terjun langsung, maka ia bisa mendapatkan banyak interaksi langsung dengan pelanggan, yang memungkinkan sharing terjadi di sana.

Saya menumbuh-kembangkan bisnis – Wa unammii

Menurut penjelasan para ahli ilmu, yang dimaksud Utsman menumbuh kembangkan pada strategi bisnis kedua ini, ialah pengalokasian keuntungan. Sebagaimana pada artikel bisnis plan sederhana, Utsman tidak langsung menikmati semua keuntungan yang didapatkannya, melainkan dialokasikan untuk mengembangkan bisnisnya.

Dari 100% keuntungan itu, silahkan anda tentukan pembagiannya, berapa persen masuk kantong pribadi, pengembangan bisnis, infaq sosial, atau dana cadangan. Namun jika anda ingin menerapkan strategi bisnis dari sahabat Abdurrahman bin Auf, maka anda akan menjumpai alokasi dana; 1/3 untuk tambahan modal, 1/3 untuk sedekah, dan 1/3 nya lagi untuk dinikmati.

Mengapa harus ada alokasi untuk infaq atau sedekah dalam strategi bisnis? Tentu ini merupakan strategi ampuh dalam menerapkan pola bisnis jalan langit. Dengan sedekah, keberkahan akan didapatkan, serta Allah akan melipat gandakan nominal yang disedekahkan dengan banyak kelipatan serta keberkahan. Baik Utsman maupun Abdurrahman, keduanya menerapkan konsep ini, apakah kita masih ragu?

Saya tidak pernah meremehkan keuntungan sekecil apapun itu – Walaa azdarii ribhan

Pada strategi bisnis ketiga ini, Utsman menekankan pada siapapun yang ingin sukses berbisnis, maka jangan sampai ia meremehkan keuntungan. Sekecil apapun keuntungan, ambil! Bukankah itu jauh lebih baik daripada anda rugi?

Bahkan, dari sikap menerima keuntungan meskipun kecil, maka Allah akan memberikan rahmat-Nya. Dalam hadits dikatakan, “Allah merahmati seseorang yang lapang saat menjual, lapang saat membeli.” Maknanya, lapanglah tatkala anda menjual meski keuntungan kecil, apalagi misalnya ada pembeli yang menawar. Selagi tawaran itu tidak membuat anda rugi dan mendatangkan keuntungan meski kecil, maka ambil. Disitulah rahmat Allah akan turun beserta keberkahan dari-Nya.

Saya tidak membeli barang yang sudah tua – Walaa asytarii syaikhon

Strategi bisnis berikutnya yang disebutkan oleh Utsman ialah prinsip tidak membeli barang yang tua. Dalam hal ini bisa diartikan, janganlah membeli barang yang sudah ketinggalan zaman, barang stok lama, apalagi sudah cacat dan rusak. Meski terkadang barang lama lebih murah, Utsman tidak menyarankan karena akan sulit dijual kembali.

Bukankah strategi bisnis ini sangat rasional? Bisa dibilang, hanya sebagian kecil orang yang ingin membeli barang stok lama, sebagian besar tentunya ingin membeli barang model baru. 

Saya menjadikan satu modal menjadi dua modal – Walaa aj’alur ro’sa ro’sain

Strategi bisnis yang berikutnya menurut Utsman, ialah pinsip eceran dalam berdagang. Membeli beras satu karung (25 KG) tentunya akan lebih murah daripada membeli beras 1 KG sebanyak 25 kali, bukan? Jelaslah, karena harga eceran mengalami kenaikan dari harga grosir. Rumus perkalian ini pun diterapkan Fahd Pahdepie untuk mendapatkan 1 miliar pertama.

Nah penerapannya, apabila anda berdagang, cobalah untuk menyediakan variasi eceran agar mendapatkan keuntungan yang berlipat. Meski kecil, apabila pola ini memiliki kuantitas yang maksimal, maka keuntungan pun akan jauh lebih besar daripada jualan grosir.

Sahabat yang baik hati, bagi anda yang dalam waktu dekat ini ingin memulai bisnis, maka cobalah untuk menerapkan strategi bisnis ala Utsman bin Affan ini. Semoga dengan meneladani sahabat nabi, bisnis anda menjadi berkah dan sukses. Aamiin.

Post a Comment for "Ingin Sukses Berbisnis? Coba Terapkan Strategi Bisnis Ala Utsman bin Affan"