Rozak's Blog - Saat kita menyebut nama Gedung Departemen Industri, tentu tidak adayang mengenali gedung tersebut secara spesifik. Lain halnya ketika kita menyebutnya dengan nama Gedung Sate. Kita semua pasti langsung mengetahui gedung yang biasa menjadi ikon dari Kota Bandung dan Jawa Barat ini.
Ya, Gedung Sate yang kini merupakan Kantor Gubernur Jawa Barat ini memang dahulunya bernama Gedung Departemen Industri (Departement van Gouvernmentsbedrijven) saat masa kolonial Belanda.
Gedung ini dibangun oleh arsitek J. Gerber. Dengan mengusung gaya desain neoklasikal, Gedung Sate juga diberi sentuhan elemen Indonesia. Kedua elemen tersebut bersatu menjadi sebuah karya arsitektur yang megah dan juga indah. Tidak heran jika kemudian Gedung Sate menjadi ikon dari Kota Bandung dan juga Jawa Barat.
Selesai dibangun tahun 1920, Gedung ini kini berfungsi sebagai kantor Gubernur Jawa Barat, Kantor Pemerintahan Jawa Barat, dan juga museum. Nama gedung ini diambil dari ciri khas puncaknya yang menyerupai satu tusuk sate. Jika dihitung, jumlah ornamen tusuk sate yang ada berjumlah 6 buah. Hal ini menyimbolkan biaya yang dikeluarkan untuk membangun gedung megah ini: 6 Juta Gulden. Ornamen tersebut berbentuk buah jambu dan dibuat dari bahan perunggu dan warna kehijauan. Dari jauh, ornamen tersebut memang seperti tusukan sate.
Untuk mencapai Gedung Sate, sangat mudah. Hal ini karena Gedung Sate berada di pusat Kota Bandung dan memiliki banyak akses jalan. Jika kita datang dari arah Jakarta dan keluar dari Gerbang Tol Pasteur, kita hanya tinggal terus mengikuti jalan hingga naik ke Jalan Layang Pasupati. Nantinya, Gedung Sate akan berdiri megah di seberang Lapangan Gasibu Bandung.
Kita bisa datang dan menikmati kemegahan Gedung Sate di akhir pekan. Karena di hari kerja, tempat ini berfungsi sebagai kantor Gubernur dan Pemerintahan Jawa Barat. Tapi sekarang, Museum Gedung Sate sendiri sudah dibuka untuk umum di Hari Selasa hingga Minggu dari pukul 09.30 - 16.00 WIB. Di akhir pekan, kita bisa melihat beragam koleksi museum, ruangan-ruangan bersejarah, hingga tugu.
Taman di kawasan Gedung Sate juga tampak indah. Dengan perawatan yang baik, tentu saja ini menjadi salah satu elemen yang menambah kecantikan dari Gedung Sate.
Saat memasuki Gedung Sate, kita akan menemui enam tangga kayu. Masing-masing, memiliki 10 anak tangga. Tangga-tangga ini adalah tangga yang membawa kita ke bagian menara dari Gedung Sate.
Di tengah perjalanan, di lantai empat, kita akan menemui sebuah ruangan dengan beragam artefak khas Jawa Barat. Mulai dari foto-foto pembangunan Gedung Sate, pakaian khas Jawa Barat, dan beragam kerajinan lainnya.
Saat mencapai puncak, kita akan bisa menyaksikan pemandangan indah Kota Bandung. Terutama di bagian utaranya. Dari menara ini, kita bisa melihat bahwa Gedung Sate memiliki arah hadap yang lurus dengan Lapangan Gasibu, Monumen Perjuangan, dan juga Gunung Tangkuban Parahu. Bahkan kita juga bisa melihat gagahnya Gunung Manglayang berdiri di sisi timur.
Di sini kita bisa bersantai sambil duduk dan juga menyesap kopi khas Jawa Barat, dan tentunya dengan menikmati pemandangan indah Kota Bandung.
Bangunan di Gedung Sate sendiri memang sudah mengalami beberapa kali renovasi dan peremajaan. Hanya saja, bentuknya tetap dipertahankan agar tidak merusak sejarah dan juga bangunan aslinya. Sehingga estetika dan juga kemegahan dari Gedung Sate tidak hilang dan tetap terjaga.
Baru tahu kalau ada gedung yang namanya tusuk sate hehehe
ReplyDelete@Arin: Mainnya kurang jauh hehehe
ReplyDelete